Posted by : Dhen adiephura
Senin, 05 Mei 2014
Cascading Style Sheet atau CSS adalah sebuah pemrogamaran atau boleh dibilang script yang mengendalikan beberapa komponen (tag html) dalam sebuah website sehingga tampilan akan menjadi lebih terstruktur dan seragam. Ada tiga jenis cara dalam penggunaan CSS ini, yaitu:
- External Style Sheet
- Internal Style Sheet
- Inline Style Sheet
Dalam artikel kali ini akan dibahas satu-persatu.
External Style Sheet
Adalah CSS yang dibuat dalam file terpisah dengan ekstensi file .css. Untuk memanggilnya menggunakan script html yang disisipkan antara tag head sebagai berikut:
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="ditektori/filecss.css" />
|
Pada bagian href tersebut tinggal diisi mengarah ke direktori dimana Anda menempatkan file cssnya. Penggunaan sistem embeding css ini sangat disarankan karena memang banyak kelebihan yaitu mudah untuk melakukan pengeditan, mengatur semantik dan praktis terkumpul dari satu file.
Internal Style Sheet
Adalah cara embeding css dengan menulis langsung di dalam file html yang ingin kita atus tampilannya. Penulisan ini disisipkan diantara tag head juga dengan diapit oleh tag style. Berikut ini contohnya:
<style type="text/css">
body{
background:#cccccc;
font-family:Arial;
}
</style>
|
Inline Style Sheet
Adalah penulisan script css langsung pada tag html dengan menambahkan style di dalamnya. Contoh:
<p style="font-size:20px;">Tulisan yang di atur </p>
|
Dua cara terakhir ini tidak disarankan digunakan karena ribet dan memperbesar file setiap html anda sekaligus harus menulis di beberapa tempat sekaligus, kecuali memang sangat darurat. Darurat disini berarti memang tampilan segera dibutuhkan oleh pengguna saat itu sedangkan anda sedang membuka fie itu dan tidak sempat membuka file css karena keterbatasan koneksi misalnya.
Namun penggunaan external css akan memudahkan Anda di waktu kedepan dalam hal update dan editing.
Selamat mencoba.
Namun penggunaan external css akan memudahkan Anda di waktu kedepan dalam hal update dan editing.
Selamat mencoba.